Teknologi
yang semakin canggih dan kebutuhan yang semakin kompleks mendorong manusia
untuk terus berinovasi dan menciptakan alat-alat canggih untuk mempermudah
segala hal. Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan alat scanner untuk
mencocokkan hasil jawaban ujian melalui LJK (Lembar Jawab Komputer).
Penggunaan
LJK di sekolah-sekolah sekarang memang sangat mempermudah guru dalam
mencocokkan soal-soal. Dimana banyaknya lembar jawab siswa yang harus dicocokkan
dalam waktu singkat karena mengejar waktu pembuatan LHBPD menjadi lebih cepat
selesai dengan penggunaan LJK. Disamping itu, penggunaan LJK saat Ulangan Semester
sekaligus dapat melatih siswa untuk terbiasa dengan pengisian lembar jawab,
karena LJK akan digunakan dalam Ujian Nasional. Namun apakah penggunaan LJK
benar-benar efektif?
Sebagai
pelajar, menurut saya penggunaan LJK saat Ulangan Semester agak kurang
menguntungkan. Karena apa? Berikut curhatan saya mengenai betapa menyebalkannya
LJK saat Ulangan Semester :
1.
Mengurangi waktu mengerjakan soal
Kalo dengan lembar jawab
manual, selesai membaca soal dan ingin menjawab tinggal disilang atau
dilingkari. Namun jika memakai LJK, harus menghitamkan jawaban secara tebal dan
harus buka mata lebar-lebar biar gak nyoret sana sini, dan itu cukup mengurangi
waktu beberapa detik. Dan beberapa detik ditambah beberapa detik bisa jadi
beberapa menit. Kan lumayan.
2.
Salah sedikit gak masuk scanner
Kurang satu digit aja
nomer tes, terjamin gak bakalan masuk scanner. Masih mending kalo yang ngoreksi
LJK pihak sekolah, bisa dimanual. Lha kalo pas Ujian Nasional? Nah lo ngalamat
gak lulus. Tapi itu bagus juga sih buat nglatih kecermatan dan ketelitian kita.
3.
Merawat LJK itu cukup ribet
Bagi siswa yang cuek dan ‘kemproh’
mungkin LJK masuk dalam salah satu hal yang paling tidak disukai. Karena LJK
menuntut selalu lurus tanpa tekuk, tanpa noda, dan tanpa bolong. Kalo ketekuk,
atau kotor, atau bolong kemungkinan besar pengawas ujian bakalan nyuruh kamu
nyalin jawaban lagi dari awal. Hahaa rasakan! Dan saya sempat berpikir untuk
membawa setrika ke ruang ujian.
4.
Nilai kadang gak valid
Hal ini adalah yang paling
membuat saya kolot! Sudah belajar dan merasa bisa mengerjakan soal, tiba-tiba
hasil ujian keluar dan membuat saya sakit hati. Nilai essay benar semua (dicocokkan
secara manual oleh guru mapel), tapi dari 50 soal pilgan, bener setengahnya aja
gak ada. Ternyata yang nilainya jelek bukan cuma saya saja, seluruh kelas
malah, untung deh banyak temen, hehe. Usut punya usut, ternyata alat scanner
disekolah itu eror. Jadi semua mata pelajaran terpaksa dikoreksi manual oleh
para guru. Dan setelah dicocokkan, ternyata salahnya <5. Nah kalo udah gitu
apa gurunya enggak kerja dua kali? Muridnya juga nilainya jadi jelek-jelek.
Nah,
itu adalah beberapa alasan saya untuk tidak begitu mendukung penggunaan LJK
dalam Ulangan Semester di sekolah. Menurut saya, untuk ujian dalam lingkup
sekolah sebaiknya menggunakan lembar jawab manual saja. Selain nilainya lebih
valid, lembar jawab manual hanya membutuhkan 1 kertas. Berbeda dengan LJK yang
menggunakan 2 kertas, 1 kertas LJK dan 1 kertas folio untuk essay. Hemat kertas,
mengurangi global warming, hehe. Tapi itu semua kan cuma opini, boleh setuju
boleh tidak.
0 comment:
Post a Comment