Kata menyontek mungkin sudah tidak
asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Setiap orang pasti ingin mendapat nilai
yang baik dalam ujian, dan sudah tentu berbagai macam cara dilakukan untuk
mencapai tujuan itu. Masalah menyontek selalu terkait dengan tes atau ujian.
Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada
juga yang memandang serius masalah ini.
Sudah dimaklumi bahwa orientasi belajar
siswa-siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian,
lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang
membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan
praktek mencontek.
KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal juga mendorong siswa untuk melakukan kecurangan - kecurangan lain. Para siswa sebaiknya juga diberikan pendidikan yang berbasis karakter. Dimana tidak hanya intelegensi yang dituntut, namun juga akhlak dan moral para siswa juga harus seimbang.
Pada ujian juga banyak ditemukan
kecurangan yang dilakukan oleh pelajar, seperti membawa LKS, membawa catatan
pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian,
menerima dropping jawaban dari pihak luar, menaruh LKS di kamar mandi, melihat
catatan dengan pura-pura ke kamar mandi, mencari bocoran soal, arisan (saling
tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain
dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take
home test.
Konsep diri merupakan gambaran apa yang
orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya,
anggapan bahwa "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan
memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti
itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya.
Di mana sebagai kelompok, maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang
bersama, duka mesti dibagi.
Berusaha menjauhkan para siswa dari
menyontek dengan memotivasi mereka agar percaya diri, yakin akan kemampuannya
dan selalu berbuat jujur. Untuk menentukan nilai siswa hasil ulangan atau ujian
bukan menjadi ukuran, karena pengalaman sebagai siswa sudah cukup memberi
pelajaran bahwa semua siswa ingin dihargai, namun yang pantas dihargai adalah
siswa yang jujur dalam segala hal.
0 comment:
Post a Comment